Rabu, 04 November 2015
Pemko Diminta Terangi Setiap Jalan
Kasus Pembegalan
Medan, (Analisa). Kasus pembegalan yang marak terjadi di Kota Medan mencemaskan warga. Pemko Medan diminta untuk lebih memperhatikan penerangan jalan. Jalan yang minim penerangan sering dijadikan pelaku sebagai tempat beroperasi.
Demikian disampaikan, Redyanto Sidi MH, direktur LBH Humaniora kepada Analisa, Senin (2/11). Menurutnya Kota Medan sebagai salah satu kota metropolitan harusnya memiliki penerangan yang baik di seluruh wilayah, tidak hanya di pusat kota demi meminimalkan daerah rawan pembegalan.
"Warga Kota Medan yang tinggal di daerah minim penerangan juga membayar pajak penerangan jalan tapi kenapa mereka tidak bisa menikmatinya? Ini berkaitan dengan keamanan. Pemeliharaan keamanan warga perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa lebih merasa aman dalam mencari nafkah," ujarnya.
Siskamling
Ia juga berharap Walikota ataupun calon Walikota Medan untuk ke depannya menyusun formula agar masyarakat bisa bekerjasama dalam mengamankan wilayah Kota Medan dari aksi-aksi kriminal seperti begal atau jambret. "Jadi tidak hanya bergantung pada aparat yang jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah warga Kota Medan. Program-program seperti siskamling dan jaga malam perlu dihadirkan kembali. Walikota yang baru harus mengusulkan hal-hal seperti itu," ujarnya.
Minimnya Penerangan
Hal senada juga disebutkan warga Jalan Setia Budi, Sagita Purnomo, menurutnya minimnya penerangan jalan di beberapa titik menjadi penyebab maraknya kasus pembegalan. "Banyak ruas jalan yang masih belum memiliki pencahayaan yang cukup dikarenakan lampu jalan yang rusak atau memang tidak ada sama sekali. Jalan yang gelap tentu menjadi lokasi favorit para pelaku begal untuk beraksi," ungkapnya.
Untuk itu menurutnya selain menambah penerangan jalan, Pemko Medan harus berkoordinasi dan meningkatkan sinergi dengan aparat kepolisian dan memberdayakan Satpol PP untuk bekerja sama berjaga dan berpatroli di lokasi-lokasi rawan kejahatan.
"Koordinasi dengan kepala lingkungan harus intens dilakukan agar aktif memonitoring wilayahnya. Hendaknya Pemko ataupun walikota terpilih nanti dapat membuat program khusus menjalin sinergi antarwarga, kepala lingkungan, dan aparat dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat," tambahnya.
Korban Begal
Sementara, Ririn Famur Wandes, warga Jalan Mesjid Taufik yang pernah menjadi korban pembegalan mengatakan seharusnya pemko menyediakan pos keamanan yang di titik-titik rawan kejahatan. Polisi harus berjaga di pos tersebut khususnya pada malam hari sehingga masyarakat tidak takut untuk melewati jalan tersebut.
"Saya juga kemarin dibegal di Jalan Karantina yang penerangannya kurang baik, selain itu banyak jalan yang berlubang. Itu juga menjadi penghambat pengendara untuk melaju cepat ketika ada yang pengendara lain yang mengikuti dari belakang," ujarnya. (amal)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar